Recent Posts

@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk

Senin, 23 Desember 2013

Ternyata Amerika Memiliki Hutang 57ribu Ton Emas Kepada Indonesia

        



"The Green Hilton Memorial Agreement" di Geneva pada 14 November 1963


Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia.


Perjanjian "The Green Hilton Memorial Agreement" di Geneva (Swiss) pada 14 November 1963


Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai "salah satu" harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjnajian ini.


Perjanjian itu bernama "Green Hilton Memorial Agreement Geneva". Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS).


Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapa pun, tetapi ada pada sistem perbankkan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri.


Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tahu keberadaannya kecuali John F Kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapa pun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tahu siapa yang menyimpan hingga kini.


Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan, Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya.


Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isyu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan.


Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar Amerika.


Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia.


Asal Mula Perjanjian "Green Hilton Memorial Agreement"

Setelah masa perang dunia berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak yang telah diberikan oleh perang tersebut bukan secara materi saja tetapi juga secara psikologis luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang ketakutan perang ini akan terjadi lagi. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat pada perang dunia berusaha menenangkan rakyatnya, dengan mengatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan di jadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta menguasai teknologi. Karena teknologi Informasi sedang menanti di zaman akan datang.


Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika.


Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry.


Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan mengunakan kolateral tersebut. Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu oleh Bankir International.


Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang.


Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas.


Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve)


Tidak lama berselang setelah penandatanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, presiden Kennedy di tembak mati oleh Lee Harvey Oswald. Setelah kematian Kennedy, tangan-tangan gelap bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility di bawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh bankir Yahudi. Perjanjian itu juga tidak pernah efektif, hingga saat Soekarno ditumbangkan oleh gerakan Orde baru yang didalangi oleh CIA yang kemudian mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Sampai pada saat Soekarno jatuh sakit dan tidak lagi mengurus aset-aset tersebut hingga meninggal dunia. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan, yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black screen. Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of codes. Buku tersebut banyak di buru oleh kalangan Lembaga Keuangan Dunia, Para sesepuh Mason, para petinggi politik Amerika dan Inteligen serta yang lainnya. Keberadaan buku tersebut mengancam eksistensi Lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini.


Sampai hari ini, tidak satu rupiah pun dari bunga dan nilai pokok aset tersebut dibayarkan pada rakyat Indonesia melalui pemerintah, sesuai perjanjian yang disepakati antara JFK dan Presiden Soekarno melalui Green Hilton Agreement.


Padahal mereka telah menggunakan emas milik Indonesia sebagai kolateral dalam mencetak setiap dollar.

Hal yang sama terjadi pada bangsa China dan Philipina. Karena itulah pada awal tahun 2000-an China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai triliunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukkan hasilnya. Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran yang tinggi, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika, tetapi juga berhadapan dengan kepentingan Yahudi bahkan kabarnya ada kepentingan dengan Vatikan. Akankah Pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Cina yang menggugat atas hak-hak emas rakyat Indonesia yang bernilai Ribuan Trilyun Dollar… (bisa untuk membayar utang Indonesia dan membuat negri ini makmur dan sejahtera)?

Ya, semoga saja sobat Lintasgaul, semua milik indonesia itu kembali walau entah kapan waktunya

Desa Terdingin di Bumi, Mengubur Jasad Pun Susah

Brrrr....Desa Terdingin di Bumi, Mengubur Jasad Pun Susah Yakutsk : Sejauh mata memandang, segalanya nyaris putih. Salju dan es menutupi permukaan apapun, tanah, jalanan, tiang listrik, pucuk pohon, rumah-rumah, hingga wajah, dan janggut lebat penduduknya.

Suhu rata-rata di bulan Januari adalah -50 derajat Celcius. Maka tak heran, Oymyakon dijuluki sebagai desa paling dingin di muka bumi. Wilayah paling membekukan yang dihuni manusia secara permanen.
Dikenal dengan julukan "Kutub Dingin", temperatur terdingin yang pernah dicatat di Oymyakon adalah -71,2 derajat Celcius. Ekstrem!
Suhu tersebut adalah yang terendah yang pernah dicatat di sebuah lokasi pemukiman di bumi. Juga yang terdingin yang pernah terjadi di belahan bumi Utara.
Ironisnya, Oymyakon dalam bahasa setempat berarti "air yang tak bisa membeku", karena keberadaan sumber air panas di sana.
Seperti dimuat Daily Mail, (23/1/2013), sejarah mencatat, Oymyakon yang kini dihuni 500 orang, pada tahun 1920 hingga 1930-an adalah tempat singgah para penggembala rusa yang berniat memberi ternaknya minum dari mata air panas yang ada di sana.
Namun, pemerintah Uni Soviet kala itu punya program untuk mengubah pola hidup nomaden penduduknya menjadi bertempat tinggal -- agar lebih mudah mengontrolnya. Maka Oymyakon dijadikan desa.
Kehidupan Sederhana
Kebanyakan rumah di Oymyakon masih mengandalkan batubara dan kayu, untuk dibakar dan menghangatkan tubuh mereka. Mereka masih sedikit memanfaatkan kemajuan teknologi modern.
Tak ada tetumbuhan yang bisa hidup di sana, jadi masyarakat sehari-hari makan daging rusa atau kuda. Hanya ada satu toko yang menjual kebutuhan sehari-hari warga -- yang kebanyakan bekerja sebagai penggembala rusa, pemburu, dan pemancing es.
Dokter menyebut, meski jarang makan sayur dan buah, penduduk di sana tak kekurangan gizi. Susu sapi yang mereka konsumsi kaya akan mikronutrien.
Masyarakat sudah terbiasa dengan cuaca membeku itu. Satu-satunya sekolah yang ada di sana hanya akan ditutup jika temperatur anjlok sampai -52 derajat Celcius.
Desa itu berada sekitar 750 meter di atas permukaan air laut, yang berarti durasi dalam sehari bervariasi, tiga jam di musim dingin bulan Desember hingga 21 jam di musim panas.
Dan, meski mengalami musim dingin ekstrem, desa ini cukup hangat di bulan Juni, Juli, Agustus, bisa mencapai lebih dari 30 derajat Celcius.
Oymyakon berjarak dua hari mengemudi dari Yakutsk, ibukota propinsi yang punya dua bandara, universitas, sekolah-sekolah, sejumlah bioskop dan museum.
Menguburkan Jenazah Pun Susah
Meski biasa, ada banyak masalah yang dirasakan penduduk desa di musim dingin. Tinta pena yang membeku, es yang menutupi wajah, batere yang kehilangan tenaganya. Penduduk lokal bahkan mengaku harus menghidupkan mesin mobilnya sepanjang waktu, khawatir alat transportasinya itu tak bakal lagi bisa dinyalakan.
Dan, meski ada layanan jaringan telepon seluler, ponsel tak bisa beroperasi di musim dingin.
Masalah lain yang disebabkan temperatur beku adalah memakamkan jasad orang yang sudah meninggal. Butuh waktu paling tidak tiga hari!
Pertama, tanah harus dilembutkan sebelum digali. Caranya dengan menyalakan api unggun selama beberapa jam. Bara kemudian disingkirkan ke tepi, baru tanah sedalam beberapa inchi bisa digali. Proses itu dilakukan berulang-ulang, selama beberapa hari, hingga lubang di tanah itu bisa digunakan untuk mengubur peti mati.(Ein)

Minggu, 22 Desember 2013

Sinkronisitas, Lebih dari Sebuah Kebetulan

"Tak ada kebetulan yang benar-benar kebetulan"
Aku berkenalan dengan seorang teman baru, sebut saja dia Ben. Ketika pertama kali bertemu dengannya ada sebuah kejadian sepele, kita sama-sama membawa sebotol tupperware berisi kopi. Dari sebotol tupperware berisi kopi itu hubungan pertemanan kita berlanjut intens dan baik.

Mungkin sebotol tupperware yang tak sengaja sama-sama kita bawa adalah sebuah kebetulan. Namun dari sebotol tupperware itu melahirkan sebuah hubungan persaudaraan intens yang memperbaiki kehidupan diri masing-masing. Jika kita mau menelaah lagi, tak ada kebetulan yang benar-benar kebetulan. Semua hal memiliki pola dan makna implisit. Bukankah tak ada hal yang diciptakan Tuhan yang tidak bermakna dan bermanfaat ?

Kebetulan-kebetulan yang memiliki makna itu dapat kita sebut sinkronisitas. Bahkan kata “kebetulan” pun kurang efisien  karena sesungguhnya tak ada hal yang “kebetulan” atau insidental. Semua punya makna dan berinterelasi dalam sebuah maha rencana dari semesta. Sinkronisitas adalah proses dialogis, sebuah pola komunikasi dari ‘titik pangkal’ yang menghubungkan semua pikiran, perasaan, sains dan seni dalam semesta, yang kemudian terlahir ke dalam realitas ini. Itulah yang membedakan sinkronisitas dengan kebetulan biasa. Sinkronisitas menunjukkan adanya suatu makna yang kaya bahkan terhadap hal sepele sekalipun, jika kita mau mengasah kepekaan lebih tajam lagi. Menutup semua indera kita, dan belajar melihat dengan mata hati.

Realitas yang kita jalani dalam keseharian menghadirkan realitas dualistis, dimana manusia memikirkan hal-hal yang terjadi deisekitarnya dari 2 aspek.  Hitam putih, salah benar, terang gelap, dan seterusnya. Begitulah cara kerja ilmiah pikiran kita, terkadang segalanya menjadi linier, cause and effect, sebab dan akibat. Jika aku melakukan ini, maka aku akan mendapatkan itu, Aku mengalami hal ini karena dulu aku melakukan hal itu. Namun sinkronisitas menghasilkan pemikiran lain yang lebih tinggi dan luas, kehidupan semesta tak hanya berbicara dalam bahasa sebab dan akibat. Kehidupan semesta seperti lingkaran yang tak terputus dan terus berkembang, segala hal terkorelasi. 

Setiap dari kita pastinya pernah mengalami sinkronisitas, betapapun remeh dan sepele kejadiannya, baik disadari atau tidak. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sinkronisitas biasanya baru terasa pada titik kritis kehidupan seseorang, yang bisa diinterpretasikan sebagai bibit perkembangan orang itu pada masa yang akan datang.Namun bagiku sinkronisitas adalah sebuah titik dimana kita dapat berbincang dengan ‘Diri’,  melepas ego dan menelaah bahwa kehidupan semesta adalah satu, terkorelasi. Sinkronisitas menghadirkan suatu sudut pandang yang memungkinkan kita untuk melihat realitas yang sama sekali lagi.Yang tentunya dapat merubah pola sikap dan perilaku kita
Mungkin inilah saatnya kita bernajak dari zona nyaman pemikiran kita yang lama, menyambut sinkronisitas.

Cerita Sinkronisitas

Sebut saja inisial pacar saya DL. Buntut nomor ponsel saya 7929. Setelah tidak ada kontak selama berhari-hari, satu malam saya tercenung di tempat parkir. Mata saya tahu-tahu tertumbuk pada satu plat mobil: B 7929 DL. Saya langsung yakin, malam ini saya pasti dapat kabar darinya. Dan benar saja, tidak sampai sepuluh menit, ponsel saya berbunyi.

Satu hari, saya membaca sebuah buku dalam perjalanan mobil. Buku yang sangat menggugah itu rupanya terserap begitu intens sehingga mungkin ada satu jendela sensitivitas saya yang terbuka. Ketika saya membaca sebuah bab yang membahas perihal arti nama, mendadak saya terdorong untuk mendongak, hanya untuk mendapatkan sebuah truk pasir di depan saya yang bertuliskan besar-besar: 'Arti Sebuah Nama'. Saya pun termenung lagi. Apakah arti semua ini? Terlalu naif kalau saya sebut kebetulan. Rasa-rasanya semesta sedang bergerak bersama dengan pikiran. Memberi konfirmasi untuk sesuatu yang dianggapnya berguna. Sekalipun konfirmasinya diberikan melalui hal seremeh tulisan pada truk atau nomor plat mobil, tapi bisa jadi itu menjadi jalan menuju wawasan yang lebih dalam.

Sinkronisitas dapat diartikan sebagai kebetulan-kebetulan yang bermakna. Bahkan istilah ‘kebetulan’ pun tidak lagi sufisien, karena pada level tertentu tidak ada satu hal pun yang kebetulan atau insidental. Semua punya makna. Semua berinterelasi dalam satu maha rencana.

Sinkronisitas adalah proses dialogis, sebuah pola komunikasi dari ‘tali pusar’ yang menghubungkan semua pikiran, perasaan, sains dan seni dalam rahim semesta, yang kemudian melahirkan semuanya ke dalam realitas ini. Itulah yang membedakan sinkronisitas dengan kebetulan belaka, yaitu makna inheren yang terkandung di balik segala peristiwa tadi. Sinkronisitas menunjukkan ada satu nuansa makna yang kaya, bahkan dalam hal paling insignifikan sekalipun – andaikan kita mau lebih sensitif menelaahnya.

Realitas yang kita geluti sehari-hari adalah realitas dualistis yang senantiasa melihat segalanya dalam dikotomi: terang-gelap, benar-salah, tinggi-rendah, dan seterusnya. Boleh dibilang, begitulah cara kerja alamiah pikiran kita. Sehingga otomatis segalanya menjadi linear, cause and effect. Saya begini karena kamu begitu. Saya jadi begini karena kemarin saya berbuat begitu. Siapa yang menabur, dia akan menuai.

Namun sinkronisitas memberikan alternatif pikir lain, bahwa dengan sudut pandang yang lebih tinggi, semesta tidak lagi berbicara dalam bahasa sebab-akibat. Semesta bukan garis lurus yang punya awal dan akhir. Melainkan sebuah lingkaran tak terputus yang terus berekspansi. Segalanya ternyata sinkronis. Atau bisa diartikan, semesta bergerak dalam satu gerakan tunggal. Namun sayangnya, paham reduksionis yang mendominasi dunia sains cenderung membawa sudut pandang dunia – dari mulai level sosial ekonomi hingga budaya – untuk mereduksi sinkronisitas menjadi fragmen-fragmen yang tak terperhatikan. Kausalitas, masih memiliki efek hipnotis kuat yang membawa kita untuk terus menerus berusaha menguasai kehidupan dengan cara memecah-belahnya menjadi bagian-bagian kecil yang bisa dianalisis dalam kontrol penuh.

Saya ingin mengambil satu contoh, yakni permainan tenis. Dalam sudut pandang yang kausal, permainan tersebut begitu sederhana, sekadar perjalanan sebuah bola yang dipukul bolak-balik. Setiap pukulan adalah hasil kontraksi otot lengan pemainnya. Info posisi inisial maupun kecepatan setiap pukulan menjadikan lintasan bola itu terukur/terhitung. Namun, ada daya lain yang ikut memberi pengaruh yakni gravitasi. Dan gravitasi beroperasi pada keseluruhan ruang si bola, bukan pada gerakan inisialnya saja. Sementara menurut Einstein, gravitasi adalah gerakan ruang-waktu yang melengkung, sehingga apabila didesak sampai batasnya, kausalitas yang terjadi harus melibatkan lintasan bulan, planet dan bintang, bahkan massa orang yang lalu lalang di lapangan tenis itu. Dengan kata lain, seluruh elemen semesta punya peran dalam menentukan lintasan bola tenis tadi. Maka tidak berlebihan kalau Edward Lorenz berkata bahwa kepakan kupu-kupu di Hongkong dapat mengakibatkan badai besar di New York.

Rantai sebab-akibat tersebut dapat dilihat juga sebagai network atau jaringan. Semakin lebar batasan satu masalah ditarik maka semakin nyata rengkuhannya yang meliputi seluruh dunia, tata surya, bahkan semesta. Segalanya mengakibatkan segalanya.

Setiap dari kita pastinya pernah mengalami sinkronisitas, betapapun remeh kejadiannya, baik disadari atau tidak. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sinkronisitas biasanya baru terasa pada titik kritis kehidupan seseorang, yang bisa diinterpretasikan sebagai bibit perkembangan orang itu pada masa yang akan datang. Ada juga yang melihatnya sebagai konfirmasi bahwa kita berjalan di jalur yang ‘tepat’. Namun saya juga ingin menambahkan bahwa sinkronisitas adalah dialog yang terjadi antara diri kita dan Diri, dan satu bukti bahwa pada satu level kita semua adalah satu.

Bibit pemecah-belah yang terjadi di segala aspek kehidupan adalah imbas dari cara pandang yang reduksioner, sehingga ‘power’ adalah sesuatu yang perlu diperebutkan dan bukan dibagi. Cinta adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan bukannya tumbuh alami. Simbiosa antarmakhluk dilihat sebagai kompetisi antara yang lemah dan kuat. Kita menghakimi orang-orang dengan mengategorikannya sebagai ‘winner’ dan ‘looser’. Dan cara pandang ini adalah warisan ratusan bahkan ribuan tahun.

Sinkronisitas adalah sudut pandang alternatif yang memungkinkan kita untuk melihat realitas yang sama sekali lain. Dan tentu saja, itu akan membawa perubahan perilaku dan sikap. Bukti dampak pandangan reduksionisme pada dunia rasanya tidak perlu kita perdebatkan: perang yang tak kunjung punah, separuh dunia yang masih kelaparan, dan derita yang dimulai dari level global sampai interaksi antara dua kekasih. Semua karena pemisahan, pengotak-kotakkan, yang melampaui batas fungsi yang sesungguhnya. Mungkin inilah saatnya kita mempertaruhkan kenyamanan sudut pandang lama kita dengan sesuatu yang baru. Merengkuh sinkronisitas dan terbang bersamanya.



* Artikel yang sudah berusia enam tahun ini kembali mengusik benak saya ketika sebuah sms dari seorang teman di Jogja, Chindy, yang juga rajin mengunjungi blog ini, bercerita perihal sinkronisitas yang kerap ia alami. Untuk sms yang belum sempat saya balas itu, artikel ini adalah gantinya.


http://dee-idea.blogspot.com/2006/10/sinkronisitas-published-trolley.html

Sinkronisitas

Sinkronisitas adalah suatu perjumpaan secara kebetulan, tetapi tampak terencana secara kosmis. Jika harus mensejajarkan diri dengan tujuan hidup kita, kita perlu mengakui dan membuka diri terhadap perubahan ini.
Sinkronisitas adalah kekuatan yang muncul bersamaan dalam ruang dan waktu tepat ketika dibutuhkan. Kejadian ini dianggap oleh mereka yang terlibat sebagai sesuatu yang istimewa, tak terduga, atau tak dapat dijelaskan dengan rasional secara teori sebab akibat normal. Efek suatu sinkronisitas dalam psikis seseorang adalah melecutkan suatu kesadaran yang mungkin menjadi tujuan hidup yang lebih besar, atau bahkan menjadi takdir Tuhan, pada saat bekerja.
Sinkronisitas tampak menjadi jawaban eksternal bagi kesadaran psikis internal. Contohnya kita mungkin memerlukan beberapa informasi tertentu dan secara tak terduga bertemu seseorang yang menyediakan hal hal yang persis kita butuhkan. Sinkronisitas adalah suatu momen saat kita dipertemukan dengan orang atau informasi melalui cara yang tak bisa digambarkan melalui penjelasan yang bersifat linier. Mereka menyebabkan kita berhenti dan berpikir. Istilah lain dari fenomena ini adalah Providence.
Istilah Sinkronisitas pertama kali digunakan oleh seorang psikolog Swiss, Carl Jung, yang mulai memahami  berbagai “kebetulan” sebagai fenomena dari dimensi yang berbeda. Sampai saat ini, pejelasan kita tentang alam materi hanya didasarkan pada logika dan dipahami melalui teori sebab akibat. Selama lima ratus tahun terakhir, metode ilmiah mencari hubungan antara sebab dan hasil yang diprediksinya. Inilah yang kita sebut sebagai “bukti”. Bukti adalah kemampuan kita menunjukkan alasan atau cara sesuatu terjadi dan kejadian itu bisa segera diciptakan kembali. Teori sebab akibat memuaskan kebutuhan mental kita dalam menjelaskan kehidupan. Teori ini memberikan kita kepastian.
Namun berbagai hal telah berubah. Teori sebab akibat hanyalah menjelaskan sebagian dunia fisik, sebagaimana ditemukan para ahli teori kuantum. Kita tidak begitu terikat oleh ruang dan waktu seperti yang kita yakini selama ini. Contohnya, para ilmuwan memisahkan partikel partikel molekuler dan kemudian mengubah putaran salah satu partikel tersebut. Partikel lain serentak berubah, tak perduli betapa jauhnya mereka terpisah. Hubungan timbal balik antara partikel  partikel tersebut berjalan tanpa dipengaruhi jarak atau waktu. Tampaknya segala berada dalam suatu medan energi yang saling berhubungan.
Dengan cara normal, kita melakukan berbagai hal. Pemikiran awal kita adalah menyikapi masalah secara linear. Contoh, jika kita sedang menganggur, kita memasuki proses logis menemukan pekerjaan lain. Kita membuat riwayat hidup terbaru, membuat salinannya, dan mengirimkan ke duapuluh perusahaan. Lalu kita dipanggil untuk wawancara. Jika menyukai perusahaan itu  dan mereka juga menyukai kita, kita memulai pekerjaan baru. Kehidupan kita berubah, kita punya tempat baru untuk didatangi, orang orang baru untuk diajak bicara, dan tugas serta pekerjaan baru untuk dijalani setiap hari. Tak ada sesuatu yang tampak tak biasa dalam usaha mencari kerja(sebab) dan mendapat kerja(akibat). Kita bisa memahami garis linear aktifitas rasional ini secara sempurna. Kita merasa punya wewenang. Atau kita bisa mengikuti berbagai sinkronisitas yang menyingkap pengalaman yang tak pernah bisa kita rencanakan.
Saat kita mengalami “kebetulan” aneh macam apapun, cobalah berhenti sejenak. Biarkan pikiran kita sedikit  mengembara, seakan akan kita “membuat santai ” kemampuan intuisi kita dan membiarkannya berkelana membawa diri kita pada sesuatu yang perlu kita ketahui. Tanyakan pertanyaan ini kepada diri kita : (1) Apa yang baru saja kupikirkan? (2) Apa hubunganku dengan orang ini? (3) Apakah orang ini memiliki jawaban atas berbagai pertanyaan dan persoalanku akhir akhir ini? (4) Apa arti kebetulan ini?  Apakah jawabannya selalu ya/tidak untuk setiap pertanyaan, bahkan yang rumit bagiku? (5) Apakah aku merasa diberi kekuatan? apakah  perasaan ini seperti sinyal yang terus berlanjut? (6) Apakah aku merasakan gambaran untuk memahami orang ini kembali? (7)  Apa yang terjadi ketika kami bertemu?
Kita perhatikan bahwa informasi terpenting dalam suatu pertemuan sering kali muncul pada akhir pembicaraan, hampir menjadi sebuah catatan kaki. Sesuatu yang ingin dikatakan. Jika ada keraguan apapun tentang perpisahan Anda dengan seseorang, janganlah terlalu cepat berpisah. Jika sesuatu sedang mencaci maki dibelakang benak kita, perhatikan dimana energi kita menjadi lebih kuat dalam sebuah percakapan. Lihatlah orang lain dengan baik. Perhatikan senyuman, mata dan kesungguhan mereka, lalu kirimkan energi positif kepada mereka. Jika kita merasa terinspirasi untuk membicarakan proyek atau pertanyaan yang akhir akhir ini sedang anda geluti, bicarakanlah.
Percayalah pada proses kita. Tahun tahun mungkin berlalu sebelum sinkronisitas besar membuka pintu selanjutnya.  Jika kita mengikuti kata hati, pintu pintu akan terbuka walaupun kita tak tahu pintu pintu itu ada.  Jika  cita cita dan fokus kita hanya mencari uang, kita akan membentur sebuah dinding. Namun jika kita tak memikirkan uang dan tetap berfokus pada hal hal yang kita suka, yang bisa menolong banyak orang, hal hal lain bisa dicapai tanpa susah payah.

Sejarah dan Semangat Hari Ibu di Indonesia

Selamat Hari Ibu
Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No 316 Tahun 1959 menetapkan Hari Ibu tanggal 22 Desember sebagai Hari Nasional
Hari ini, Ahad 22 Desember, adalah hari Ibu, salah satu dari sekian hari besar di Indonesia.  Sebenarnya, hari Ibu bukan hanya diperingati di Indonesia. Indonesia adalah salah satu dari 77 negara yang juga turut merayakan hari Ibu atau Mother’s Day. Masing-masing negara memiliki tema yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang sejarah.  Apapun latar belakang sejarahnya, memperingati hari ibu dengan tujuan menghormati peran Ibu terhadap keluarga dan rumahtangganya, baik kepada suaminya, anak-anaknya, maupun lingkungan sosialnya adalah hal yang mulia. Artikel ini mengulas sejarah gagasan Hari Ibu sebagai salah satu hari besar nasional di Indonesia.
Setiap tanggal 22 Desember, di Indonesia dirayakan Hari Ibu dengan tema utama untuk menghormati peran Ibu terhadap keluarga dan rumahtangganya, baik kepada suaminya, anak-anaknya, maupun lingkungan sosialnya. Dari semua negara yang menjadikan hari Ibu sebagai salah satu dari hari nasionalnya, keseluruhannya memiliki latar belakang yang sama, yaitu tidak terlepas dari sejarah perjuangan kaum perempuan.
Sejak zaman pergerakan nasional, organisasi-organisasi perempuan bermunculan dan memberikan kontribusi di bidang politik. Hal ini diawali oleh pertemuan para pejuang wanita untuk mengadakan Kongres Perempuan Indoensia I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil kongres mendeklarasikan pembentukan Kongres Perempuan yang sekarang ini dikenal Kongres Wanita Indonesia (Kowani).Gedung Mandalabhakti Wanitatama (di Jalan Solo) adalah saksi bisu lahirnya ide Hari Ibu di Indonesia.
Organisasi-organisasi perempuan yang mengikuti Kongres Perempuan I tersebut sudah terbentuk sejak tahun 1912. Keikutsertaan kaum perempuan dalam era perjuangan fisik mengilhami organisasi-organisasi perempuan tersebut untuk mempertahankan semangat perlawanan dalam rangka mencapai kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Hal ini sangat berbeda dengan kebanyakan organsiasi-organisasi perempuan dari Eropa yang hanya membawa misi kesetaraan gender, organisasi-organisasi perempuan di Indonesia saat itu lebih berorientasi untuk memikirkan sesuatu yang amat penting bagi bangsa yaitu kemerdekaan Indonesia.
Akhirnya, pada Kongres Perempuan III tahun 1938 yang diselenggarakan di Bandung dikeluarkan suatu deklarasi yang menetapkan tanggal 22 Desember  sebagai Hari Ibu. Penetapan hari Ibu ini sesungguhnya adalah bagian dari upaya politik kaum perempuan pada waktu itu untuk mempertahankan misi perbaikan nasib kaum perempuan sebagai bagian dari agenda pergerakan nasional. Penetapan Hari Ibu tanggal 22 Desember melalui Kongres Perempuan III adalah bagian dari upaya secara politik untuk mempertahankan eksistensi perjuangan kaum perempuan.
Setelah zaman kemerdekaan, kaum perempuan Indonesia terus menunjukkan eksistensinya, bahkan semakin menguat. Hal ini bisa dilihat pada Peringatan Hari Ibu Ke-25 tahun 1953 yang dilaksanakan secara besar-besaran di hampir semua kota dari Meulaboh hingga Ternate. Peringatan Hari Ibu ke-25 tersebut tidak terlepas dari keberhasilan organisasi perempuan saat itu yang memasukkan nama seperti Maria Ulfa Menteri Sosial (Kabinet Syahrir II) dan S. K. Trimurti menjadi Menteri Perburuhan (Kabinet Amir Sjarifuddin, 1947-1948). Akhirnya, Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No 316 Tahun 1959 menetapkan Hari Ibu tanggal 22 Desember sebagai Hari Nasional. Hari Ibu  di Indonesia adalah untuk mengenang perjuangan kaum perempuan yang turut serta dalam memperbaiki nasib bangsa terutama nasib kaum perempuan. Sekalipun pengaruh pergerakan kaum wanita di Eropa sudah masuk ketika itu, akan tetapi perjuangan kaum perempuan di Indonesia tidak didasarkan pada pemikiran kesetaraan gender. Mereka hanya memperjuangkan agar nasib kaum perempuan lebih diperhatikan. (AH)
http://infomistik.com/sejarah-dan-semangat-hari-ibu-indonesia-466.html

Sabtu, 21 Desember 2013

Mantra Abracadabra Awalnya untuk Penyembuh

Anda mungkin sering dengar pesulap menyebut mantra "Abracadabra" setiap melakukan aksinya. Kata tersebut seolah sangat ampuh. Dari mana mantra itu berasal?

Banyak teori menceritakan asal kata Abracadabra, sebagian meyakini berasal dari para penyembah berhala atau memanggil setan sehingga harus dihindari pengucapannya. Memang susah diperdebatkan karena tak ada bukti otentik asal kata ini.

Foto: fredsdaysout.co.uk


Pendapat lain meyakini Abracadabra berasal dari kata Ibrani yang berarti " ayah , anak , dan roh kudus " (ab , ben , dan ruach hakodesh). Terdengar sangat trinitas? Mungkin. Tapi banyak pula meyakini kata tersebut tidak mewakili kekristenan. Karenanya ada pula yang mengaitkan dengan bahasa Aram "Avra kadavra".

Nah, bagi penggemar buku/film Harry Potter tentu ingat kata yang mirip dan sering digunakan yakni  "Avada Kedavra". Menurut sang penulis JK Rowling, mantra itu berarti "Biarkan sesuatu dihancurkan."

Sesuai arti menghancurkan yang disebut Rowling, tampaknya kata tersebut ada kaitannya dengan makna asli; menghancurkan penyakit. Catatan tertua penggunaan Abracadabra ditemukan milik Serenus Sammonicus, orang bijak di masa Roma kuno yang mencatat:

"Ada sebuah penyakit yang disebut hemitriateos dan sangat mematikan. Cara menyembuhkannya hanya dengan cara menulis pada perkamen kata 'Abracadabra'. Caranya menulis baris demi baris. Pada setiap baris berikutnya hilangkan huruf terakhirnya hingga tinggal tersisa huruf 'A'. Lalu gantungkan pada leher. Banyak orang bilang kalau ditambah lemak singa bakal lebih efektif."



Dari catatan  Sammonicus ini berarti manta Abracadabra telah digunakan jauh sejak imperium Yunani. Sehingga muncullah teori lain menyebut kata ini berasal dari "abraxas" yakni numerologi Yunani sebagai penambah hari agar dalam setahun lengkap menjadi 365 hari. Kata ''abraxas" menjadi penyempurna, dan mungkin akhirnya digunakan sebagai bagian dari mantra penyembuh penyakit.

Penggunaan jimat "Abracadabra" pada leher tampaknya tetap dipercaya turun-temurun oleh sebagian orang hingga abad pertengahan. Misalnya di tahun 1500-an Eva Rimmington Taylor menulis The Troublesome Voyage of Capt. Edward Fenton yang berbunyi: "Banester sayth yt menyembuhkan 200 orang dalam satu tahun dari malaria dengan menggantung jimat Abracadabra pada leher mereka."

Lalu di tahun 1722, Daniel Defoe menulis Journal of  Plague Year bahwa hingga abad 18 masih banyak orang percaya pada kekuatan jimat "Abracadabra."

Entah bagaiman takhayul itu hilang dengan sendirinya memasuki abad 19 dan mantra tersebut malah kemudian populer di kalangan pesulap.



Terjadinya Petir

terjadinya petir
IlmuPengetahuan.Org – Bagimana proses terjadinya Petir? Petir atau disebut kilat atau juga bisa disebut halilintar merupakan fenomena alam yang umumnya terjadi pada saat musim penghujan, yang diawali dengan kilatan cahaya. Sesaat kemudian akan terdengar suara menggemuruh yang disebut dengan guntur atau gluduk dalam bahasa Jawa. Kenapa terlihat cahaya dulu, baru kemudian terdengar suara? Ini terjadi karena adanya perbedaan waktu kemunculan yang diakibatkan adanya selisih antara kecepatan suara dengan kecepatan cahaya.
proses terjadinya petirUntuk pemahaman yang lebih mudah, kita memakai analogi sebuah kapasitor besar, yang dimana lempengan pertama yaitu awan, lempengan ini bisa negatif ataupun positif dan lempengan kedua yaitu bumi yang mempunyai sifat netral. Seperti yang sudah kita ketahui, kapasitor merupakan sebuah elemen negatif di dalam hubungan listrik yang dapat menyimpan daya sejenak atau bisa disebut energy storage. Seperti juga petir, dimana terdapat awan yang bermuatan negatif dan positif.

Proses terjadinya muatan di dalam awan, karena awan berjalan secara teratur, dan selama perjalanannya dia akan berhubungan dengan awan-awan lainnya yang mengakibatkan berkumpulnya muatan negatif di salah satu sisi, entah itu di atas atau di bawah. Sedangkan muatan positif berkumpul di sisi lainnya. Apabila perbedaan potensial diantara awan dan bumi besar, akan mengakibatkan terjadinya pemgbuangan muatan negatif atau disebut elektron. Dalam proses pembuangan ini, udara merupakan media yang akan dilalui elektron. Apabila pada saat muatan elektron dapat menembus batas isolasi udara inilah menjadikan suara ledakan atau guntur. Kenapa Petir lebih sering terjadi di musim penghujan? Karena pada saat musim penghujan, udara mengandung lebih banyak kadar air yang tinggi, yang mengakibatkan daya isolasi udara turun dan arus lebih gampang melewati.

Jumat, 20 Desember 2013

Penemuan Injil Kuno Berusia 1500 Tahun Mengguncang Dunia

injil barnabas
Munculnya kitab kuno di Turki pada Februari 2012, yang diyakini sebagai Injil Barnabas, membuat perdebatan di dunia internasional makin panas. Namun, perdebatan masih berkutat soal klaim benar tidaknya kitab itu sebagai Injil Barnabas. Adu pendapat belum masuk ke ranah isi kitab yang memang belum diterjemahkan oleh pemerintah Turki.
Kepala Direktorat Jenderal Museum dan Aset Budaya Turki, Zulkuf Yilmaz, mengakui memang ada satu kitab kuno yang masuk ke Museum Etnografi Turki pada Februari 2012. Kitab itu diberikan militer ke museum, setelah selama 12 tahun tersimpan di dalam lemari besi di kantor Pengadilan Tinggi Ankara.
Zulkuf berjanji, direktoratnya akan segera menganalisis isi kitab itu. Rencananya, kitab setebal 40 lembar itu akan dikirim ke Laboratorium Pusat Bahasa Turki untuk diteliti lebih lanjut. “Di laboratorium itu akan dianalisa dan diterjemahkan isinya,” ungkap Zulkup kepada televisi Hurriyet.
Injil Barnabas versi Turki ini ditulis di atas kulit hewan yang berwarna cokelat kehitaman. Penulisnya menggunakan tinta dari emas dan isinya dalam bahasa Aramaic, bahasa yang diperkirakan bahasa ibu Yesus Kristus. Umum kitab ini diduga mencapai 1.500 tahun.
Ada tiga versi Injil Barnabas, yakni Injil Barnabas berbahasa Italia, Injil Barnabas berbahasa Spanyol, dan terakhir yang ditemukan di Turki. Manuskrip Injil Barnabas versi Spanyol hilang dari peredaran, namun sebagian teksnya muncul di transkrip pada abad ke-18.
Munculnya Injil Barnabas di Turki yang ternyata berbahasa Aramaic menjadi penting karena bisa jadi inilah kitab yang lebih tua dari dua kitab sebelumnya. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Ertugrul Gunay, juga percaya kalau kitab Bernabas asal Turki ini adalah versi asli Injil Barnabas.
Dari dua versi itu terungkaplah versi lain soal Yesus Kristus dan munculnya Islam serta Nabi Muhammad SAW. Itu mengapa Injil Barnabas disebut ajarannya lebih pararel dengan Islam.
Dalam analisisnya, majalah Y-Jesus asal Amerika Serikat, menyatakan isi teks secara efektif menyangkal keilahian Yesus dan menolak konsep trinitas, kepercayaan kristen yang mendefinisikan Allah dalam tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Laporan itu juga menyatakan dalam teks, Yudas Iskariot disebut sebagai orang yang mati disalib dan bukan Yesus. Sementara dalam Perjanjian Baru, Yudas disebut mengkhianati Yesus.
Perdebatan soal isi dua kitab Barnabas sebelumnya pun kembali marak setelah Injil Barnabas Turki muncul. Phil Lawler, editor Catholic World News (CWN), menyatakan, kitab Barnabas Turki dapat saja diterima. Namun, karena manuskrip itu belum diterjemahkan, tidak ada yang tahu persis apa isi dari kitab itu.
Phil mengatakan, satu media Iran, Basij, melaporkan penemuan Kitab Barnabas Turki ini. Oleh Basij disebutkan, Injil Barnabas Turki ditulis pada abad ke-5 atau ke-6 Masehi. Phil membantah keras pendapat ini. Argumen yang dia ajukan adalah, Barnabas hidup bersamaan dengan Yesus Kristus dan termasuk 12 muridnya.
“Ini pasti ditulis oleh seseorang yang mengaku mewakili Barnabas,” kata Phil, seperti dikutip Daily Mail.
Ramalan tentang datangnya Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam kitab Barnabas sebelumnyna juga ia sangkal. Sebab, menurut Phil, aspek penanggalan manuskrip itu sangatl penting. "Jadi apa yang Turki miliki sekarang adalah sebuah dokumen tua, tetapi kami meragukan kitab yang saat ini diperdebatkan,” kata Phil.
Teolog Turki, Omer Faruk Harman, mengatakan, untuk mengungkap berapa usia kitab Barnabas Turki itu perlu diadakan riset mendalam. “Scan ilmiah dari kitab mungkin satu-satunya cara untuk mengungkapkan berapa usia sebenarnya,” ujarnya kepada Todays Zaman.
Analis terorisme dan pengamat Iran dari Christian Broadcasting Network, Erick Stakelbeck, mengatakan kemunculan Injil Barnabas Turki adalah akal-akalan Iran. Menurut dia, pemberitaan Injil Barnabas oleh media Iran, Basij adalah bentuk propaganda rezim Iran terhadap umat Kristen.
Dinas Intelejen Turki Awasi Injil Barnabas Kuno
Segera setelah polisi Turki menggerebek kelompok penyelundup benda purbakala di Turki Selatan, 12 tahun lalu, sebuah kitab dibawa ke Ankara. Di ibu kota Turki ini, kitab tersebut langsung masuk ruang brankas kantor Pengadilan Tinggi Turki.
Pemerintah Turki membatasi akses orang terhadap kitab itu. Hanya segelintir orang bisa melihatnya langsung. Dinas intelejen Turki pun terlibat. Mereka mengawasi siapa-siapa yang bisa mengakses kitab, dan memantau perkembangan penerjemahannya.
Februari 2012, kitab misterius itu akhirnya muncul di berbagai media internasional dengan nama Injil Barnabas. Injil ini ditulis di atas kulit hewan yang berwarna cokelat kehitaman. Penulisnya menggunakan tinta dari emas dan bahasa Aramaic, bahasa yang diperkirakan bahasa ibu Yesus Kristus. Umurnya? Diperkirakan 1.500 tahun masehi.
Otoritas Turki akhirnya memindahkan kitab tersebut dari brankas ke Museum Etnografi di Ankara. Apa istimewanya injil ini? Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Ertugul Gunay, mengatakan injil Barnabas lebih sejalan dengan ajaran Islam ketimbang empat injil lainnya (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes).
Tentang tokoh Yesus Kristus, di dalam injil ini digambarkan sebagai manusia biasa, bukan Tuhan. "Sejarah kristen bisa berubah karena injil ini," kata Ertugul, dalam wawancara televisi Hurriyet.
Dia lalu mengutip salah satu ayat dalam Injil Barnabas, "Yesus berkata pada seorang pendeta. Bagaimana kami memanggil mesias (juru selamat)? Muhammad adalah nama yang diberkati," kata Ertugul, seperti dikutip dari alarabiya.net.
Tokoh Yesus, sambung Ertugul, dalam injil ini juga menyangkal kalau ia seorang mesias. Alih-alih, Yesus mengatakan kalau juru selamat itu datang dari keturunan Nabi Ismail. Artinya, datang dari bangsa Arab.
Tapi yang paling mengejutkan mungkin soal ketertarikan Vatikan. Ertugul mengungkapkan, ketika mengetahui Injil Barnabas ada di Turki, utusan Vatikan meminta salinan Injil itu. Namun, Kedutaan Besar Vatikan di Turki membantah pernyataan Ertugul, maupun laporan media lokal yang memberitakan permintaan tersebut.
Perdebatan antarpakar di Turki pun menyeruak soal injil ini. Omer Faruk Harman, pakar teologi, mengatakan butuh penelitian lebih lanjut untuk membongkar rahasia Injil Barnabas. Menurut dia, isi injil ini sesuai dengan keyakinan umat Islam bahwa Yesus memang nabi yang diutus Allah SWT, tapi ia tetap manusia biasa. Injil ini juga menolak konsep trinitas dan peristiwa penyaliban Yesus di bukit Golgotha. "Dalam injil ini juga ada ramalan tentang Nabi Muhammad yang segera datang," kata Omer.
Namun pendeta kristen protestan, Ihsan Ozbek, meragukan keabsahan injil ini. Alasan dia cukup kuat. Pertama, memang benar ada murid Yesus yang bernama Barnabas yang hidup semasa dengan Yesus. Itu berarti, Barnabas hidup sekitar tahun 1 masehi. Kedua, Injil Barnabas diperkirakan dibuat pada tahun 500 masehi atau 600 masehi.
Dengan demikian, kata Ihsan, tidak mungkin injil milik pemerintah Turki itu ditulis oleh Barnabas. Ia menduga, injil itu ditulis oleh murid Barnabas. "Umat Islam mungkin kecewa melihat kalau kitab ini salinan, dan tidak seperti yang mereka harapkan. Bahkan kitab ini bisa jadi bukan Injil Barnabas," kata Ihsan.
Aydogan Vatandas, wartawan harian terkemuka di Turki, Zaman, yang sudah menulis dua buku tentang Injil Barnabas, mengatakan kitab itu memang ditulis dalam bahasa Aramaic. Bahasa ini sekarang nyaris punah, dan kemungkinan komunitas yang masih menggunakannya ada di Damaskus, Suriah.
Menurut Vatanda, dinas intelejen Turki sangat tertarik pada injil ini. Mereka menugaskan pakar bahasa Aramaik, Hamzah Hocagil, untuk menerjemahkan sejumlah bagian injil ini dengan pengawasan ketat. Namun, Hamzah mengungkapkan pada wartawan kalau ia menerjemahkan injil itu. Ini membuat militer dan intejelen Turki menghentikan proyek penerjemahan.
Dari risetnya, Vatanda belakangan menemukan kalau Injil Barnabas rupanya bukan satu versi. Ada tiga versi kitab itu yang ditulis oleh murid Barnabas.
Di pasar barang antik, bila benar ini Injil Barnabas, sudah ada yang membanderol harganya setinggi langit. Untuk kitab Barnabas yang asli dihargai 28 juta dolar AS, sementara salinannya seharga 1,7 juta dolar AS.
Oleh: Deden Mauli Darajat
Kontributor Republika di Ankara, Turki
Injil Barnabas dan Kerasulan Muhammad Saw
Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500 tahun di Turki telah membuat heboh. Yang membuat gempar, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi.
Sebagian orang memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik.
Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.
Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa.
Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad:
Bab 39 Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita... Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''.
Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ''...Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?''
Bab 41 Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga 'Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah...''
Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...''
Bab 97: Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..''
Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ''Tetapi Muhammad akan datang... Rasul Allah yang suci,'' kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220.
Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.net.
***
Menurut Laman Al-Arabiya, meskipun spekulasi tentang kitab kuno yang diduga sebagai Injil Barnabas itu meramalkan kedatangan Islam, namun sejauh ini tidak ada bukti yang menegaskan hipotesis tersebut.
Walau Injil Barnabas "mengakui" kedatangan Islam dan Nabi Muhammad SAW, namun skeptisisme tetap muncul karena kontradiksinya dengan Alquran. "Sebab, sebagian besar studi tentang kitab ini menyatakan Injil Barnabas hanya kembali ke 500 tahun yang lalu. Sementara, Alquran telah ada sejak 1400 tahun silam," demikian tulis Al-Arabiya, Senin (27/2).
Adanya kontradiksi inilah yang menjadi alasan utama mengapa para sarjana Arab mengabaikan terjemahan bahasa Arab Injil tersebut, yang diterbitkan 100 tahun lalu. Sebagaimana diulas secara rinci oleh penulis dan pemikir Mesir, Abbas Mahmoud Al-Akkad.
Dalam sebuah analisis yang ditulisnya pada 26 Oktober 1959 di surat kabar Al-Akhbar, Akkad mengatakan deskripsi neraka dalam Injil Barnabas didasarkan pada informasi yang relatif baru yang tidak tersedia pada saat di mana teks itu seharusnya ditulis. "Sejumlah deskripsi yang tertulis dalam Injil itu merupakan kutipan orang-orang Eropa dari sumber-sumber Arab," ungkapnya.
Seorang pendeta Protestan Ihsan Ozbek mengatakan Injil itu berasal dari abad ke-5 atau ke-6. Sementara Barnabas, yang merupakan pemeluk pertama Kristen hidup pada abad pertama.
"Salinan Injil di Ankara mungkin telah ditulis ulang oleh salah seorang pengikut Barnabas," kata dia. Sebab, lanjutnya, ada jeda 500 tahun antara Barnabas dan penulisan salinan Inkjil. "Umat Islam mungkin akan kecewa bahwa Injil ini tidak ada hubungannya dengan injil Barnabas," ujarnya.
Sementara Profesor Omer Faruk menilai Injil kuno itu perlu ditelusuri lebih lanjut guna memastikan Injil itu dibuat oleh Barnabas atau pengikutnya.
Turki akan menerjemahkan injil kuno berusia 1.500 tahun itu.