mengapa partikel ini didefinisikan sebagai partikel Tuhan?
Menurut
beberapa referensi yang saya baca, pada awalnya partikel ini
ditemukan oleh Peter Higgs, 48 tahun silam. istilah yang mengelitik
itu. Istilah “partikel Tuhan” dikenal sejak 1993, dari buku yang
berjudul “The God Particle: If the Universe is the Answer, What is the Question?” karya penerima Nobel bidang Fisika, Leon M. Lederman.
Higgs menceritakan, awalnya sang penulis memberi nama partikel itu “Goddamn particle” alias “partikel terkutuk”, saking sulitnya untuk ditemukan. Namun, editor tak berkenan, dan mengubahnya menjadi “God particle”
alias “partikel Tuhan”. “Istilah itu tidak digunakan para fisikawan,
namun menarik bagi umum,” kata Higgs.Tapi gara-gara istilah itu,
proyek pencarian partikel yang memakan dana besar mendapat perhatian
dunia. Istilah “partikel Tuhan” terdengar lebih seksi, dan menggelitik
dari pada “Higgs boson”.
Dengan nama partikel Tuhan inilah para peneliti diseluruh dunia
merasa tertantang dan berlomba-lomba menemukan partikel yang dianggap
sebagai kunci dari pembentukan alam semesta ini. Sebagaimana dikutif
Daily News bahkan pencarian partikel ini telah melibatkan 3000
ilmuan dari 40 negara di bawah sebuah lembaga Organisasi Penelitian
Nuklir Eropa (CERN) yang berkantor di Jenewa Swiss.
yang pada akhirnya
4 Juli 2012 lalu kantor Center For Nuclear Research (CERN) secara
resmi mengumumkan penemuan partikel barunya yang memiliki masa
sekitar 125-126 gigaelectronovolts (GeV). itu artinya sekitar 130
kali lebih berat dari proton yang menjadi inti dari setiap atom.
Penelitian itu memakai Large Hadron Collider (LHC), pemercepat partikel
sepanjang 27 kilometer, terkubur di bawah tanah di perbatasan
Prancis dan Swiss. Dibangun dengan dana US$10,5 miliar, alat itu
dipakai untuk menciptakan kembali kondisi setelah Big Bang, ledakan
mahabesar, yang diduga sebagai awal penciptaan alam semesta.
Rahasia penciptaan
Higgs boson adalah keping terakhir dari puzzle
untuk melengkapi Model Standar Partikel Elementer, salah satu teori
yang paling sukses untuk menjelaskan bagaimana partikel dasar
berinteraksi dengan gaya-gaya fundamental. Sekaligus memahami asal usul
alam semesta, bagaimana ia berkembang, dan bagaimana manusia ada
hingga saat ini.
Untuk
memahami Model Standar, kita harus mengetahui fisika didasarkan pada
konsep empat gaya di alam: elektromagnetik, gaya kuat, gaya lemah,
dan gravitasi.
Apa
saja partikel itu? Model Standar menyatakan, materi terdiri dari
partikel kecil yang disebut fermion. Fermion terdiri dari quark dan
lepton. Ada juga boson, yakni partikel perantara interaksi antar
materi. Tiap boson membawa gaya sendiri –gluon membawa gaya kuat,
foton membawa gaya elektromagnet W, Z boson membawa gaya lemah, dan
graviton membawa gaya gravitasi. Partikel terakhir, yakni Higgs boson
yang berperan menentukan massa. Kecuali Higgs boson, semua partikel
dalam Model Standar sudah ditemukan.
Sumber: Kompasiana.com
http://www.jelajahunik.us/2012/07/sebenarnya-penemuan-ini-sudah-lama-dan.html
Bersandar
pada hukum distribusi statistik kuantum Bose-Einstein, hasil
kolaborasi fisikawan India, Satyendra Bose dan Albert Einstein, Peter
Higgs pada 1960-an mencetuskan teori yang menuntut adanya partikel
subatom dari suatu medan (field) yang memberikan massa ke partikel
dasar – yang kelak disebut Higgs boson.
Begini
cara kerjanya: partikel tak bermassa seperti foton memang tidak
berinteraksi dengan medan Higgs, tetapi partikel lain semacam
elektron dan quark berinteraksi dengan medan itu menghasilkan massa
sesuai sifat interaksinya. Semakin besar interaksi partikel, makin
besar massanya.
Dari
mana muncul nama Higgs boson? Medan Higgs ini terdiri dari kuanta
partikel berjenis boson – itu sebabnya dinamai Higgs boson, yang
memiliki ciri, massanya diprediksi berada diatas 100 Giga eV atau lebih
dari 100 kali massa proton.
Lucunya,
saat mengirimkan makalah berisi hipotesanya ke jurnal Physics
Letters tahun 1964 silam, Higgs sama sekali tak menyebut soal partikel
itu. Akibatnya, para editor jurnal yang notabene fisikawan ternama
menolaknya.
Kemudian
Peter Higgs menambahkan paragraf kecil tentang partikel yang
dimaksud, karena terlanjur sakit hati, ia mengirimkan revisi
makalahnya itu ke jurnal saingan, Physical Review Letters, yang
menerimanya senang hati. Sebagai fisikawan pertama yang menyebutnya,
partikel itu menyandang namanya.
Lalu apa hubungannya dengan pembentukan alam semesta?
Pada
13,7 miliar tahun lalu, sesaat setelah dentuman terjadi (Big Bang),
semesta yang panas terisi oleh hamparan partikel. Tanpa kehadiran
Higgs boson, maka quarks tidak akan terkombinasi membentuk proton
atau neutron. Kemudian, proton dan neutron pun tak akan terkombinasi
dengan elektron membentuk atom. Tanpa atom, maka molekul dan materi
pun tidak akan terbentuk. Atau dengan kata lain: tak ada galaksi, tak
ada bintang, tak ada planet, tak ada kehidupan di muka Bumi.
Michael
Tuts, Profesor Fisika dari Columbia University yang terlibat dalam
penelitian tim ATLAS mengatakan, masih perlu sejumlah pembuktian untuk
menyatakan bahwa itu adalah Higgs boson. Kendati demikian, partikel
berat itu dinyatakan memiliki karakteristik “partikel Tuhan”.
Begitulah
partikel ini di jelaskan dari mulai mengapa dinamakan patikel tuhan
dan bagaimana cara kerja partikel ini hingga didefinisikan sebagai
partikel tuhan, yang pasti penemuan ini merupakan penemuan yang luar
biasa yang lahir dari ribuan tangan Ilmuan yang mungkin harus dan patut
kita pelajari juga, adapun terkait dengan namanya sebagai partikel
Tuhan, di awal sudah dijelaskan bahwa itu tidak terkait dengan zat
Tuhan, bahkan Higgs sebagai pencetus nama Partikel Tuhan ini pun
mengaku tak suka dengan istilah “partikel Tuhan”. Sebab, “bisa
menyinggung perasaan orang beragama, walau dia sendiri adalah sebagai
seorang ateis.”
Yang pasti sebagai seorang Mahasiswa muslim, dari sudut pandang Islam. “Dalam ajaran akidah Islam, wujud Allah itu adalah Zat Yang Maha Tinggi dan tidak dapat dilihat dengan kasat mata oleh manusia,” sekalipun oleh ribuan Ilmuan yang didatangkan dari seluruh dunia.Penemuan yang dinamakan dengan partikel Tuhan inipun bagi saya hanyalah sebuah penemuah pentingbaru yang merupakan makhluk ciptaan Allah biasa, yang baru ditemukan manusia dari ribuan bahkan jutaan partikel yang tak terhingga yang ada di jagat raya ini.Adapun sikap kita sebagai seorang akademisi ialah mencoba mempelajari lebih dalam mengenai penemuan itu sebagai sebuah khasanah ilmu baru yang bisa memperkaya pemahaman manusia yang dampaknya bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT.
Sumber: Kompasiana.com
http://www.jelajahunik.us/2012/07/sebenarnya-penemuan-ini-sudah-lama-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar