“The earth is flat. Whoever claims it is round is an atheist
deserving of punishment.” Yousef M. Ibrahim, “Muslim Edicts take on New
Force”, The New York Times, February 12, 1995, p. A-14.
Teori Bumi Datar adalah penemuan spektakuler sepanjang abad modern
oleh seorang jenius ulama Arab Saudi, Grand Mufti Ibn Baz. ia meraih
penghargaan Service to Islam dari Raja Faisal, dan ditunjuk sebagai
Grand Mufti pada tahun 1994 oleh Raja Fahd.
Ia menulis sejumlah buku yg berguna bagi umat manusia. Penemuan
paling terkenalnya ditulisnya sesuai dengan judul bukunya, “Bukti bahwa
Bumi Tidak Bergerak.” Riset sains ini diterbitkan oleh Islamic
University of Medina, Saudi, tahun 1974. Pada halaman 23, ia berbicara
tentang penemuan brilyannya ini dan merujuk pada ayat-ayat Al-Quran dan
Al-hadist. Ia dengan yakin menentang kepercayaan kuno bahwa bumi
berputar. Ini kutipannya:
Parvez Hoodbhoy dalam bukunya “Islam and Science: Religious Orthodoxy and the Battle for Rationality”. Pada halaman 49, ia menulis:“Kalau bumi berputar (rotasi) seperti yang mereka katakan, maka negara – negara, pegunungan, pohon – pohon, sungai- sungai dan samudera- samudra tidak memiliki dasar dan orang akan melihat negara-negara di timur bergerak ke barat dan negara- negara barat bergerak ke timur.”
”.. The Sheikh (Abdul Aziz Ibn Baz) menulis … sebuah buku dlm bahasa Arab berjudul Jiryan Al-Shams Wa Al-Qammar Wa-Sukoon Al-Arz. Artinya : Pergerakan Matahari dan Bulan dan Tidak Bergeraknya Bumi … Dlm buku sebelumnya, ia mengancam para penantang dgn fatwa keras atau ‘takfir’ (alias kafir), tetapi tidak mengulanginya dlm versi yg lebih baru.”
Lagi-lagi tahun 1993, otak jenius encer itu mulai lagi bekerja
overtime. Suatu pagi hari, sang jenius membuka Qurannya dan menoleh
sejumlah mukjizat ilmiah dan sampai pada penemuan baru bahwa “Bentuk
Bumi adalah Datar”. Ini direkam oleh Carl Sagan dlm bukunya “The
Demon-haunted World: Science as a Candle in the Dark”. Sagan menulis:
“Th 1993, otoritas religius tertinggi Saudi, Sheik Abdel-Aziz ibn Baaz, mengeluarkan fatwa, menyatakan bahwa bumi adalah datar. Siapapun yg menolak dianggap tidak percaya Allah dan harus dihukum. ”
Namun lagi-lagi, sang jenius Ibn Baz berubah pikiran seperti
sebelumnya. Ia membantah bahwa ia pernah menyusun teori Bumi Datar.
Tidak diketahui mengapa ia meninggalkan kesimpulan ilmiah yang begitu
hebat itu. Mungkin inilah karakteristik seorang jenius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar