Mahatma
Gandhi kecil adalah seorang anak yang sangat pemalu. Ketika anak-anak
lain bermain terlebih dahulu ketika bel pulang berbunyi, Gandhi akan
segera berjalan menuju rumahnya.
Suatu
hari, seorang pengawas sekolah berkebangsaan Inggris (saat itu India
masih dijajah Inggris), datang ke sekolah tempat Gandhi menimba ilmu.
Pengawas
itu menyebutkan lima kata dan memerintahkan anak-anak itu untuk
menuliskannya di buku mereka. Ia ingin melihat kemajuan pelajaran di
kelas yang Gandhi ikuti.
Sembari
anak-anak mengerjakan, sang guru yang juga ada di kelas berkeliling
memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Ketika melihat kesulitan yang
dialami Gandhi, gurunya berbisik, “Contek saja dari temanmu,” sambil menunjuk ke arah teman Gandhi yang duduk di sebelahnya. Namun, Gandhi menolak melakukannya.
Ketika pengawas sudah pergi, gurunya berkata, “Memangnya kau tidak bisa meniru apa yang ditulis teman-temanmu?”. Kata-kata itu disambut oleh tawa seisi kelas.
Hari itu Gandhi berjalan pulang dengan sedih. Ibu yang melihat wajah sedih anaknya, bertanya, “Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi di sekolah?”
Gandhi menatap ibunya dengan wajah sedih, “Guru menyuruhku menyontek, ibu.”
Gandhi sedih bukan karena tidak bisa mengerjakan tugas, melainkan karena sang guru menyuruhnya berbohong.
Prinsip Gandhi, salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India, adalah satyagraha.
Satyagraha sering diterjemahkan sebagai ‘jalan yang benar’ atau ‘jalan menuju kebenaran. Dan telah menginspirasi berbagai generasi aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela.
“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony” (Kebahagiaan adalah ketika apa yang kau pikirkan, apa yang kau katakan, dan apa yang kau lakukan, harmonis). –Mahatma Gandhi.
http://zoom-indonesia.com/blog/component/k2/item/933-gandhi-tidak-mau-menyontek.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar