Recent Posts

@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk

Rabu, 02 Januari 2013

Reaktor Mini dengan Teknologi Fusi Nuklir


Jika Anda penggemar film action, maka dapat melihat imajinasi penggunaan teknologi fusi Nuklir di tampilkan dalam film  Iron Man dan The Dark Knight Rises. Tony Stark , tokoh utama dalam film Iron Man menggunakan reaktor nuklir mini dengan teknologi fusi nuklir untuk dimasukkan dalam tubuhnya, energi yang dihasilkan dari reaktor fusi mini ini dapat digunakan untuk menggerakkan baju khususnya sehingga dia dapat terbang dan menggunakan senjata-senjata khususnya. Mirip dengan Iron Man, dalam The Dark Knight Rises, Batman menggunakan alat bernama Bat yang digerakkan dengan menggunakan teknologi fusi nuklir. Dengan alat tersebut maka Batman  dapat berputar seperti helikopter dan melakukan manuver udara seperti jet petarung.
The Dark Knight Rises
Salah satu adegan dalam film The Dark Knight Rises
Berbeda dengan teknologi fisi nuklir yang sekarang  digunakan di reaktor nuklir di seluruh dunia, terutama Eropa dan Amerika, maka teknologi  fusi nuklir tidak menghasilkan sampah nuklir yang bertahan hingga jutaan tahun seperti yang terjadi pada teknologi fisi nuklir.
Reaksi fusi adalah reaksi bergabungnya dua inti menjadi satu. Pada proses ini inti baru mempunyai kehilangan massa dari dua inti penyusunnya, kehilangan massa ini berubah menjadi energi. Saat ini inti yang sering di fusikan adalah isotop hidrogen, yaitu hidrogen yang mempunyai neotron di intinya. Reaksi fusi tidak menyisakan unsur radioaktif, dan otomotasi relatif lebih aman. Dan lagi bahan untuk reaksi ini tergolong sangat amat banyak dimuka bumi ini. Tapi lagi-lagi karena kurangnya pemahaman manusia mengenai inti membatasi kita untuk pemanfaatannya. Saat ini manusia baru mengenal metode thermo nuklir untuk melaksanakan reaksi fusi, dan terbaru menggunakan teknologi laser. Namun semua itu masih dalam ukuran percobaan.
Salah satu riset yang pernah dilakukan menggunakan teknologi fusi nuklir untuk membangun sebuah reaktor mini pembangkit energi telah dilakukan oleh  Seth J. Putterman dari UNCLA (University of California Los Angeles) seperti yang dilaporkan dalam jurnal Nature pada 28 April 2005
Inilah berita selengkapnya yang dikutip dari Kompas Cyber Media:
Reaktor Mini Fusi Nuklir
Proses fusi nuklir sebenarnya meniru proses perubahan energi yang dihasilkan inti matahari. Di dalam inti matahari yang bersuhu 10-15 derajat Celcius, hidrogen diubah menjadi helium sebagai pasokan energi di alam semesta.
Untuk membuat reaksi fusi nuklir, para peneliti menempatkan sepotong kristal lithium tantalate ke dalam ruang hampa udara yang berisi gas deuterium. Kemudian kristal tersebut diaktifkan dengan memanaskannya pada suhu 10 derajat Celcius.
Kristal lithium tantalum adalah material yang berada pada kelompok pyroelectric. Material ini menghasilkan medan listrik yang kuat bila dipanaskan atau didinginkan. Pyroelectric sudah ditemukan sejak 314 sebelum masehi oleh seorang murid Aristoteles.
Medan listrik menimbulkan pancaran atom-atom deuterium yang akan ditabrakkan pada sebuah selembar plastik dengan jarak 2,5 centimeter. Semakin lama semakin banyak deuterium yang melekat. Deuterium yang terus ditembakkan akan bertubrukan kemudian pecah menjadi isotop helium dan partikel-pertikel neutron sebagai pembawa energi. Percobaan ini menghasilkan 1000 neutron per detik. Dengan menaikkan suhu kristal secara bertahap, reaksi fusi akan bekerja selama delapan jam.
Keberhasilan tersebut berpotensi menjadi sumber energi tak terbatas dan ramah lingkungan. Deuterium merupakan ion hidrogen yang dapat diturunkan dari air. Sehingga jumlahnya hampir tak terbatas. Selain itu bahan baku fusi nuklir aman dan tidak menghasilkan pencemaran lingkungan. Reaktor mini bisa menjadi cikal bakal reaktor portabel yang dapat dipakai dalam berbagai peralatan.

http://www.metasains.com/reaktor-mini-dengan-teknologi-fusi-nuklir/

1 komentar: