Recent Posts

@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk@baca2yuk

Selasa, 01 Januari 2013

TELEPORTASI DALAM REALITAS titik temu Sufisme dan Fisika


Teleportasi adalah pemindahan sebuah obyek berupa materi dari suatu posisi ke posisi yang lain dalam sebuah alam semesta dan terjadi dalam waktu cepat. Lalu ketika terjadi perkembangan sains modern dari konsep universe (satu alam semesta) menjadi multiverse (banyak alam semesta) maka konsep teleportasi dapat diperluas bukan saja terjadi dalam sebuah alam semesta tetapi juga bisa menjadi pemindahan sebuah obyek ke lintas semesta atau ke dunia paralel.

Istilah teleportasi pertama kali muncul pada tahun 1931 dalam sebuah karya fiksi dari seorang penulis bernama Charles Fort. Tetapi apakah teleportasi hanya sekedar fiksi? Apakah teknologi di peradaban besar sebelumnya telah mencapainya?

Teleportasi bukanlah sebuah gagasan yang baru. Dalam kisah-kisah kuno seringkali kita mendengar bahwa beberapa orang dapat berpindah dari suatu posisi keposisi yang lain yang jaraknya sangat jauh dalam sekejab mata. Dalam peristiwa berpindahnya posisi dengan cepat ini ini ada 3 kemungkinan, menggunakan teknologi teleportasi, berpindah dengan cepat ala film Jumper dan merekontruksi dimensi ruang pada posisi tertentu dengan melipat ruang. Kalau berpindah dengan cepat tentu kita mengenal sebuah Ajian Sepi Angin yang diciptakan oleh Eyang Bandung Bondowoso. Dalam era kini masih terdapat beberapa orang yang memiliki kemapuan ini.

Jika pernah menonton film Star Trek tentu mengenal kata ini: Beam me up! Lalu hilanglah orang itu dan berpindah ke suatu tempat. Dalam kisah lain dalam fiksi ilimiah Star Trek juga dikisahkan tentang teleportasi lintas waktu.

Mungkin terdapat suatu peristiwa yang pernah terjadi yang menggambarkan gagasan tentang teleportasi.? Beberapa waktu yang lalu di Indonesia  terjadi peristiwa yang cukup menghebohkan masyarakat, sebuah Bus Pahala Kencana yang sedang melaju di jalan beraspal tiba-tiba berada di tengah hutan blora bersama sebuah truk tronton. Bus berserta penumpangnya seolah-olah mengalami auto teleportasi karena tiba-tiba berada di tengah hutan. Kenapa dikatakan auto teleportasi, karena peristiwa teleportasi terjadi secara alami. Kisah  Pahala Kencana yang mengalami proses teleportasi nanti akan dijelaskan dalam sebuah tulisan.

Eksperimen Teleportasi

Bagaimana sebenarnya perkembangan tentang riset teleportasi dalam bidang sains? Riset-riset yang dilakukan selama ini tentang teleportasi masih dalam tahap teleportasi dalam level atom.

Tahun 1997, Charles H Bennet dari Inter-national Business Machines (IBM) mengonfirmasi, teleportasi kuantum mungkin terjadi jika objek asli dihancurkan. Dalam eksperimennya, Ben-net bersama tim di University of Innsbruck Austria, berhasil meneleportasikan sebuah foton (partikel energi yang membawa cahaya). Di tempat tujuan, didapatkan replika foton dengan fisik dan sifat yang serupa aslinya.

Tahun 1998, para fisikawan dari California Institute of Technology (Caltech) juga berhasil melakukan teleportasi foton. Mereka mampu membaca struktur atomik foton, mengirimkannya melalui kabel jenis coaxial sejauh 1 meter, dan menciptakan replika foton tersebut. Sesuai prediksi, foton di lokasi asal hilang ketika replikanya terbentuk.

Tahun 2002, para peneliti di Australian National University (ANU) berhasil meneleportasikan sinar laser.

Eksperimen berikutnya yang juga sukses adalah yang dilakukan Dr Eugene Polzik dan timnya dari Niels Bohr Institute di Copenhagen, 4 Oktober 2006 lalu. Mereka berhasil meneleportasikan informasi berupa sinar laser di dalam suatu awan atom. Polzik menjelaskan, ini merupakan teleportasi dua objek berbeda (cahaya dan materi), yang satu sebagai pembawa informasi dan yang lain sebagai media penyimpanan. Polzik menambahkan, ini merupakan yang pertama di dunia.

Yang terbaru adalah eksperimen menggunakan teleporter di laboratorium Profesor Akira Furusawa, di Departemen Fisika Terapan Universitas, Tokyo, April 2011 lalu. Ini adalah uji coba pertama di dunia, yang meneleportasikan informasi kuantum kompleks. Berawal dari sini, nantinya akan dimungkinkan teleportasi informasi bervolume besar, dengan kecepatan dan ketelitian tinggi melalui jaringan komunikasi.

Sudah beratus-ratus tahun terbukti secara empiris bahwa para sufi mampu menggunakan suatu jenis energi metafisik yang berasal dari Yang Maha Kuasa untuk berbagai keperluan seperti penyembuhan sakit fisik dan non fisik. Melakukan teleportasi dan berada di lebih satu tempat sekaligus. Para sufi memperoleh kemampuannya dengan sepenuhnya melakukan kepasrahan kepada Yang Maha Suci. Kini para fisikawan dan para sufi dapat melakukan penjelasan hal ini karena memang dimungkinkan dalam teori Kuantum bahwa kesadaran dapat memengaruhi materi (mind over matter).
Hal ini hanya merupakan salah satu contoh manfaat real untuk kemanusiaan. Masih banyak lagi yang serba mungkin.

Sufisme dan Fisika kini telah bertemu, dan menempuh perjalanan membuka tabir rahasia alam dan kehidupan. Telah lahir sebuah embrio keilmuan baru: Sufisika - Sufi-Fisika.

"Aku adalah kehidupan dari yang kucintai
Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak,
Bukan raga atau jiwa; semua adalah kehidupan dari yang kucintai," ungkap Jalaluddin Rumi.

sumber SufiWay dan metasains.com

http://www.klipingtv.com/2012/12/teleportasi-dalam-realitas-titik-temu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar